Menurut media-media Barat, lebih dari 900 situs internet Denmark telah diretas oleh sekelompok orang atau individu belum lama ini.
“Kami belum pernah melihat sebegitu banyak penghancuran yang ditujukan secara politis dalam waktu sesingkat ini,” ujar Roberto Preatoni dari Zona H, Grup Pengawasan Internet kepada BBC. Dia menggarisbawahi bahwa sebagian besar gangguan tersebut melibatkan penghancuran situs, meskipun beberapa hacker telah diancam dengan pembalasan dendam oleh warga Denmark.
Laporan BBC menyebutkan, para peretas biasanya mengganti tampilan muka situs dengan pesan pro-Islam dan mengecam publikasi gambar-gambar yang melecehkan Nabi Muhammad.
“Saya juga mengirimkan pesan dan artikel-artikel tentang Islam dan Nabi Muhammad kepada pengelola situsnya,” kata Nouf.
Tidak hanya itu, Nouf juga merusak sejumlah situs pornografi dan meretas sistem komputer milik para pemuda yang berupaya memeras para gadis dengan cara mengancam akan menyebarkan foto pribadi mereka di dunia maya.
Nouf terjun ke dunia hacker awalnya untuk membantu seorang gadis yang diperas oleh seorang pemuda yang ingin menikahinya. Pria itu mengancam si gadis dengan foto-foto pribadinya yang ada di tangan si pria.
“Saya menghubungi teman-teman hacker di universitas dan saya belajar seni meretas dari mereka,” kata Nouf.
“Saya ingin menyelamatkan banyak perempuan muda yang diperas dengan menggunakan foto-foto mereka. Atas pertolongan Allah saya bisa masuk ke sistem dan menghapus banyak foto mereka,” katanya lagi.
Nouf menghimbau agar para gadis berhati-hati menggunakan internet dan tidak membuka email yang mencurigakan. Disamping itu orang juga harus berhati-hati saat mengirinkan komputernya ke pusat-pusat servis, sebab bisa saja komputer mereka dijejali dengan virus atau aplikasi tersembunyi yang digunakan untuk memata-matai pemilik komputer tersebut.
Seperti halnya Amerika Serikat, Arab Saudi juga menerapkan hukuman yang keras untuk para hacker dengan hukuman hingga 10 tahun penjara dan denda hingga 1,8 juta Dollar.
Preatoni mengatakan kepada BBC bahwa sebagian besar situs yang dijadikan sasaran dikelola oleh organisasi-organisasi dan perusahaan-perusahaan kecil yang tidak mempekerjakan petugas keamanan serta tidak dapat mengenali sinyal-sinyal dan tanda-tanda bahaya terbaru. Bagaimana pun, Preatoni menandaskan bahwa beberapa situs yang mengalami pembobolan tersebut telah diperbaiki dalam waktu 24 jam.
associated press | hidayatullah | detik | fimadani PerhatianYuk lihat Semua artikel di blog ini Daftar isi
No comments:
Post a Comment
Silahkan KOmentar Dengan Baik Dan Sopan .