Sebelumnya kita baca dulu QS. Ali Imron : 14-17 yang berisi tentang 7 Prinsip Menjadi Pengusaha berikut ini,

14.  Dijadikan indah pada (pandangan)  manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita,  anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan,  binatang-binatang ternak [186] dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga).
15.  Katakanlah: “Inginkah Aku kabarkan  kepadamu apa yang lebih baik dari yang demikian itu?”. untuk orang-orang  yang bertakwa (kepada Allah), pada sisi Tuhan mereka ada surga yang  mengalir dibawahnya sungai-sungai; mereka kekal didalamnya. dan (mereka  dikaruniai) isteri-isteri yang disucikan serta keridhaan Allah. dan  Allah Maha melihat akan hamba-hamba-Nya.kecintaan kepada apa-apa yang  diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis  emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak[186] dan sawah  ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat  kembali yang baik (surga).
16.  (yaitu) orang-orang yang berdoa: Ya  Tuhan kami, Sesungguhnya kami Telah beriman, Maka ampunilah segala dosa  kami dan peliharalah kami dari siksa neraka,”
17.  (yaitu) orang-orang yang sabar, yang  benar, yang tetap taat, yang menafkahkan hartanya (di jalan Allah), dan  yang memohon ampun di waktu sahur[187].
[186]  yang dimaksud dengan binatang  ternak di sini ialah binatang-binatang yang termasuk jenis unta, lembu,  kambing dan biri-biri.
[187]  Sahur: waktu sebelum fajar menyingsing mendekati subuh.
Setelah beberapa hari ketinggalan nggak  menyaksikan pengajian wisata hatinya Yusuf Mansur, sekarang udah sangat  ketinggalan. Pembahasannya sekarang udah nyampe prinsip jadi pengusaha  yang ke-5, yaitu As-Shodiqin, be trusted people, menjadi orang yang bisa  dipercaya. Dapat dipercaya ini sudah lebih dari sekedar modal. Ketika  orang bilang, “Antum pake aja uang ini untuk usaha antum, nanti kalo  udah dapat untung banyak, baru antum kembalikan ke ane”, ini sudah  merupakan modal yang begitu besar. Namun, sifat dapat dipercaya ini  tidak serta merta ada pada diri kita tanpa pembuktian sebelumnya. Butuh  proses yang begitu panjang sampai terbukti bahwa kita layak untuk  dipercaya orang lain.
Kalo kata pak Arqom, trainer dari Trustco  yang begitu keren, kita bisa mengecek seberapa besar kepercayaan orang  lain ke kita dengan mengirim SMS ke semua nomor yang ada di kontak HP  kita yang isinya, “Akh/Ukh, ane lagi butuh duwit untuk modal usaha,  antum bisa nggak minjemin ane sekian rupiah saja”. Tunggu beberapa saat,  berapa orang yang dengan mantap membalas, “OK Akh/Ukh, berapa nomor  rekening antum, biar ane transfer?”, atau “Kapan ane bisa nganter  uangnya ke tempat antum?”. Berapa yang membalas, “Afwan akh/ukh, uang  ane mau ane gunakan untuk urusan lain”. Dan berapa yang sama sekali  nggak membalas. Ini mungkin survey kecil-kecilan untuk mengukur seberapa  trusted kah kita.
Kita, manusia, diberi modal oleh Allah  berupa panca indera yang sehat, tubuh yang bugar, dan segala macam  kecukupan berupa nikmat yang tidak bisa dihitung, maka jangan kita buat  pemilik modal kita marah karena kita tidak dapat dipercaya. Kita  menggunakan modal yang diberikan Allah untuk bermaksiyat, melinggar  syariat-Nya. Maka tidak heran kalo perlahan-lahan atau secara tiba-tiba  Allah mencabut nikmat ini dari kita. Mata kita yang awalnya sehat,  jernih ketika memandang, perlahan-lahan jadi rabun, minus, silinder atau  plus. Telinga yang awalnya sangat jelas ketika mendengar suara,  perlahan-lahan menjadi tersumbat. Jarang ada orang yang menyadari hal  ini. Semoga kita menjadi orang yang selalu waspada akan  peringatan-peringatan dari Allah dan tidak dilalaikan dengan  urusan-urusan dunia.
Berbicara tentang modal, ustadz Yusuf  Mansur bercerita bahwa pada tahun 2005 beliau didatangi seseorang. Orang  ini bilang kalau dia adalah kakak tertua yang sudah membesarkan  adik-adiknya sampai seluruh hartanya habis, tinggal 1 rumah saja yang  dia tempati. Namun, yang terjadi adalah adik-adiknya mau mengambil rumah  itu dan mengusir si orang ini. Nah, orang ini meminta Ustadz Yusuf  Mansur untuk mendoakan agar nantinya ia bisa menang di pengadilan. Yang  dilakukan Ustadz Yusuf Mansur adalah menyelidiki dulu akar  permasalahannya, beliau melakukan olah TKP. Kalo memang rumah ini milik  orang itu, pasti nggak akan kemana-mana, tapi kalo ada yang nggak beres  di awalnya, rumah ini pasti akan hilang baik dia menang ataupun kalah di  pengadilan.
Ustadz yusuf Mansur akhirnya menanyai  bagaimana ceritanya kok bisa sampai begitu. Beliau tidak melihat dari  urusan hukum, tetapi lebih menyoroti urusan ukhrowinya. Orang tersebut  bercerita kalo sejak tahun 80 an dia memulai usahanya, setelah berjalan  beberapa lama, dia akhirnya bisa membiayai adik-adiknya dan bisa membeli  rumah. Namun rumah itu dibeli atas nama adiknya. Jadi adiknya  memanfaatkan celah ini untuk mengambil rumah tersebut darinya. Ketika  Ustadz Yusuf Mansur bertanya dari mana asal modal yang digunakan untuk  usaha orang tersebut, seketika orang itu menangis. Usut punya usut,  ternyata modalnya didapat dari dia menjual tanah ibunya tanpa seijin  ibunya. Niatnya si bagus, ingin digunakan untuk usaha agar bisa  membiayai adik-adiknya, namun yang jadi masalah adalah ibunya tidak  ridho sampai ibunya itu meninggal.
Akhirnya, ustadz yusuf Mansur menyarankan  lebih baik rumah itu diserahkan saja ke adiknya, karena memang itu  bukan rumahnya dan segera ke makam ibunya untuk berdoa ke Allah agar ia  diampuni karena telah menyakiti ibunya tersebut. Orang tersebut akhirnya  menuruti apa yang disarankan oleh Ustadz Yusuf Mansur. Dia datang ke  adiknya dan ikhlas menyerahkan rumah itu ke adiknya serta mengakui  semuanya kalau itu rumah memang bukan haknya. Namun, diluar dugaan,  adiknya malah bilang dia hanya ingin memberi pelajaran saja ke kakaknya  atas perlakuannya yang telah menyakiti ibunya karena ketika masih kecil  adiknya belum bisa melakukan apa-apa. Dan selanjutnya, rumah tersebut  tidak jadi diambil oleh adiknya dan dikembalikan lagi ke kakaknya.
Dari cerita tersebut, dapat disimpulkan  bahwa modal itu harus berasal dari sumber yang halal, jelas bersihnya,  tidak boleh dari sumber yang haram. Agar usaha yang kita bangun tumbuh  di atas pondasi yang halal, bukan pondasi yang haram.
Wallahu A’lam, semoga bermanfaat…
PerhatianYuk lihat Semua artikel di blog ini Daftar isi




 
No comments:
Post a Comment
Silahkan KOmentar Dengan Baik Dan Sopan .