(Hadist diriwayatkan oleh Ibn Hibban dalam kitab Shahihnya nomer 1882 dari Abi Hurairah)
Berbuat bohong dan tidak sesuainya perkataan dengan kenyataan adalah sebuah sifat yang buruk yang tidak akan hinggap kepada orang-orang yang mulia. Seorang mu’min tidak akan berdusta walaupun ia sedang bersenda gurau karena bohong adalah perbuatan pengecut dan khianat. Nabi Muhammad melarang perbuatan dusta walau pun saat bercanda: “Celakalah orang yang berbicara dusta dengan maksud agar membuat orang-orang tertawa, celakalah ia dan kemudian celakalah ia.”
(Diriwayatkan oleh Ahmad, Abu Dawud, Nasa’i)
Nabi Muhammad melarang keras perbuatan dusta dan beliau mengabarkan bahwa dusta atau bohong akan mengeringkan iman. Ia adalah tanda-tanda orang munafik. Nabi Muhammad tidak pernah memberikan keringanan untuk berbohong kecuali pada tiga tempat yang dapat kita lihat pada sebuah hadits shahih yaitu: Pada peperangan, karena perang itu adalah tipu daya. Dalam menciptakan perdamaian antara dua pihak yang berselisih atau bersengketa dan perkataan seorang suami kepada isterinya untuk memperbaiki keadaan atau sikap isterinya tersebut.
Apabila seorang Muslim berbohong agar ia selamat dari suatu bahaya yang sudah nyata, maka hendaklah ia bersilat kata atau memakai kata kiasan sebagai ganti dari perbuatan bohong tersebut, berdasarkan sabda Rasulullah: “Sesungguhnya silat kata adalah pengelak dari perbuatan dusta.”
(Diriwayatkan oleh Bukhari dan Thabrani) PerhatianYuk lihat Semua artikel di blog ini Daftar isi
No comments:
Post a Comment
Silahkan KOmentar Dengan Baik Dan Sopan .