• About
  • Contact
  • Sitemap
  • Privacy Policy

Nikmatnya Sedekah ust yusuf mansur




Sahabat Mari kita simak keajaiban sedekah yang dikupas oleh ustadz Yusuf  Mansur mungkin kita pernah bertanya tanya “Mengapa seseorang selalu merasa kurang secara penghasilan? Mungkin karena ia kurang sedekah!” buka Ustad Yusuf Mansyur malam itu. Beliau melirik  sekelilingnya. Wajah-wajah muda, dengan tatapan penuh semangat tengah duduk  mengelilinginya. Mereka adalah 20 besar kontestaneliminasi Mimbar Dai TPI. Mereka tekun menyimak penuturan ustad pendiri Wisata Hati Coorporation itu.
Malam itu, tanggal 12 Juli 2005, Ustad Yusuf mendapat kesempatan memberikan  pembekalan atau pelatihan bagi para dai muda di Asrama Haji Pondok Gede,  Bekasi. Acara yang diselenggarakan habis Isya sampai pukul 21.00 itu,  berlangsung cukup seru. Dilengkapi beberapa games, salah satunya berupa  simulasi dengan selembar kertas, yang mengundang tanya peserta.
Banyak orang yang memiliki penghasilan besar, namun selalu merasa tidak cukup.  Bahkan tidak jarang pengeluaran mereka lebih besar dari penghasilan yang  didapat. Mungkin diri kita pernah merasakan demikian. Maka instropeksilah,  mungkin sedekah yang kita keluarkan terlalu sedikit, sehingga berkah yang Allah  berikan juga sekedarnya. Padahal dalam surat Al Anâ’am ayat 160, Allah sudah janji akan melipatgandakan  pahala sampai 10 kali lipat bagi mereka yang berbuat kebaikan. Jadi sebetulnya kita tak perlu ragu untuk menyisihkan penghasilan bagi mereka  yang membutuhkan.
1 – 1 = 10, itulah ilmu sedekah. Banyak kejadian dibalik fenomena keajaiban  sedekah. Dalam kesempatan tersebut, Ustad Yusuf memaparkan beberapa kisah yang  Insya Allah mampu meningkatkan keyakinan kita, bahwa Allah pasti akan meliptrgandakan pahala-Nya, bila kita sedekah.
Contohlah sebuah kisah tentang seorang supir yang mengeluh karena gajinya  terlalu kecil. “Supir ini datang ke Klinik Spiritual dan Konseling Wisata Hati.  Dia bilang gajinya cuma 800 ribu, padahal anaknya lima! Ia ingin gajinya jadi  1,5 juta!” ujar Ustad Yusuf sambil duduk bersila di permadani. Dengan bijak, Ustad Yusuf mengajak supir itu mensyukuri terlebih dahulu apa  yang telah didapatkannya selama ini. Kemudian ia menunjukkan surat Al Anâ’am  160 dan surat 65 ayat 7, mengenai anjuran bagi yang kaya untuk membagi  kekayaannya dan yang mampu membagi kemampuannya. Supir itu lantas bertanya,”Kapan ayat-ayat itu dibaca dan berapa kali, Ustad?”
Nah, inilah kelemahan orang kita,” potong Ustad Yusuf sejenak, al Qur’an hanya  untuk dibaca!” Agak kesal dengan pertanyaan sang supir, Ustad Yusuf menyuruhnya segera  berdiri. Kemudian ia bertanya,”Maaf, boleh saya tanya pertanyaan yang sifatnya  pribadi?” Supir itu mengangguk. “Nggak bakal tersinggung?” Kembali supir itu mengangguk. “Bawa duit berapa di dompet?” desak Ustad Yusuf. Supir itu mengeluarkan uangnya dalam dompet, jumlahnya seratus ribu rupiah.  Langsung Ustad Yusuf mengambilnya. “Nah, uang ini akan saya sedekahkan, ikhlas?” Supir itu menggaruk garukkan kepalanya, namun sejurus kemudian mengangguk  dengan terpaksa. “Dalam tujuh hari kerja, akan ada balasan dari Allah!” “Kalau nggak, Ustad?” “Uangnya saya kembaliin!”
Mulailah sejak itu ia menghitung hari. Hari pertama tidak ada apa-apa, demikian  pula hari kedua, bahkan pada hari ketiga uangnya hilang sejumlah 25 ribu  rupiah. Rupanya ketika ditanya Ustad Yusuf tempo hari, sebenarnya ia bawa uang  125 ribu rupiah, namun keselip. Pada hari keempat supir itu diminta atasannya  untuk mengantar ke Jawa Tengah. Selama empat hari empat malam mereka pergi.  Begitu kembali, atasannya memberikan sebuah amplop, “Ini hadiah istri kamu yang  kesepian di rumah,” begitu katanya. Ketika amplop itu dibuka, Subhanallah .  Jumlahnya 1,5 juta rupiah.
Para dai muda yang menyimak cerita itu terkagum-kagum. Kemudian ustad Yusuf  bertanya, “Siapa yang belum nikah?” serentak hampir semua peserta mengacungkan  tangan dengan semangat, seraya bergurau. “Nah, selain untuk memanjangkan umur, mengangkat permasalahan, sedekah juga  mampu membuat orang yang belum kawin jadi kawin, dan yang udah kawin” “Kawin lagi???” jawab beberapa peserta, kompak! Ustad Yusuf tertawa, “Yang udah kawin, makin saying” Lalu mengalunlah sebuah cerita lain. Ada seorang wanita berusia 37 tahun yang  belum menikah mengikuti seminarnya. Setelah mendengarkan faedah sedekah, wanita  itu lantas pergi ke masjid terdekat dari rumahnya dan bertanya padapenjaga
masjid itu, “Maaf, Pak kira-kira masjid ini butuh apa? Barangkali saya bisa  Bantu” “Oh, kebetulan. Kami sedang melelang lantai keramik masjid. Semeternya 150  ribuan” Wanita itu menarik sejumlah uang dari sakunya, yang berjumlah 600ribu. Tanpa pikir panjang ia membeli empat meter persegi lantai tersebut, “Mudah-mudahan hajat saya terkabul”, harapnya. Subhanallah, Allah menunjukkan keagungan-Nya. Minggu itu juga datang empat  orang melamarnya! “Itulah sedekah!” Ustad Yusuf menantang mata peserta,”Sulit akan menjadi mudah,  berat menjadi ringan, asal kita sedekah!”
Sebuah kisah unik lainnya terjadi. Suatu hari, seorang wartawan mengajak Ustad  Yusuf ke Semarang, hanya untuk berpose dengan sebuah mobil Mercedez New Eyes E  200 Compresor baru. Tak ada yang istimewa dengan mobil itu kecuali harganya  yang mahal, sekitar 725 juta rupiah, dan mobil itu milik seorang tukang bubur  keliling!
Loh, bagaimana bisa seorang tukang bubur punya mercy? Bisa aja kalau Allah  berkehendak. Tukang bubur itu tentunya tak pernah bermimpi bisa memiliki sebuah  mobil Mercedez baru. Namun kepeduliannya kepada orang tua, justru membuatnya  kejatuhan bulan. Karena orang tuanya ingin naik haji, tukang bubur itu giat  sedekah. Ia sengaja menyediakan kaleng kembalian satu lagi, khusus uang yang ia  sedekahkan. Yang kemudian ia tabung di sebuah bank. Ketika tabungannya itu telah mencapai 5 juta, ia mendapatkan satu poin  memperebutkan sebuah mobil mercy. Dan si tukang bubur itulah yang memenangkan  hadiah mobil tersebut. Karena tak mampu membayar pajaknya sebesar 25%, seorang Ustad bernama Hasan, pemilik Unisula, membantunya. Maka, jadilah mobil itu milik tukang bubur.
Kisah terakhir, tentang hutang 100 juta yang lunas hanya dengan sedekah 100 ribu  rupiah. Orang ini mendengarkan ceramah seorang ustad yang mengatakan, kalau  sedekah itu dapat membeli penyakit, dapat membayar hutang, dan dapat  menyelesaikan masalah. Teringat hutangnya sejumlah 100 juta, ia menyedekahkan  uang yang ada, sebesar 100 ribu. Dalam hatinya ia berharap hutangnya dapat  cepat lunas. “Dan Allah mengabulkan doanya secepat kilat. Begitu pulang dari pengajian, saat  menyebrang jalan, orang itu tertabrak mobil dan lunaslah hutangnya!” seru Ustad  Yusuf berapi-api. Semua peserta melongo kemudian tertawa. Hampir semua menebak  orang itu meninggal, sehingga di pemilik piutang mengikhlaskan hutangnya. “Nggak! koreksi Ustad Yusuf cepat, “Dia cuma pingsan. Kebetulan yang nabrak  orang kaya. Selain dibawa ke rumah sakit, dia juga melunasi hutangnya!”
Itulah Allah punya cara tersendiri untuk menolong hamba-Nya. Selain memberikan  materi tentang sedekah, Ustad muda berkulit putih ini juga memberikan masukan  dan saran tentang bagaimana tampil yang baik di hadapan audience (baik di  televisi ataupun di ruangan), di antaranya mengajarkan teknik memotong materi  (untuk commercial break) yang baik, sehingga pemirsa televisi enggan mengganti  saluran dan tetap menunggu sampai iklan berakhir, lalu cara melibatkan emosi  audience, melibatkan orang sekitar acara (baik outsider, maupun insider),  intonasi suara, melakukan atraksi menarik, dan sebagainya.
“Barangsiapa membawa amal yang baik, Maka baginya (pahala) sepuluh kali lipat  amalnya; dan barangsiapa yang membawa perbuatan jahat Maka dia tidak diberi  pembalasan melainkan seimbang dengan kejahatannya, sedang mereka sedikitpun  tidak dianiaya (dirugikan).” (al-An`am :160)
Membaca kisah sedekah ini marilah kita senantiasa memperbanyak bersedekah dengan ihlas dan yakin niscaya Allah akan menganti sedekah tersebut dengan berlipatganda
PerhatianYuk lihat Semua artikel di blog ini Daftar isi

Artikel Terkait

No comments:

Post a Comment

Silahkan KOmentar Dengan Baik Dan Sopan .

J-Theme